Cerita sebelumnya gue, yadi, dan
keluarga gue yang lain sedang asik menyantap sarapan pada saat itu. Lagi asik
makan dengan lahapnya tiba2 pintu rumah gue ada yang ngetok2. Gue pun bingung
siapa sih yang niat banget pagi2 begini dateng ke rumah orang. Akhirnya karena
penasaran gue pun mencoba untuk membukakan pintunya. Pas gue buka ternyata yang
ada di depan pintu itu adalah ibunya Yadi. Pada saat itu ibunya Yadi dateng
sambil sedikit menangis. Karena gue gatau kenapa dia menangis, gue pun bertanya
kepada dia. “Pagi, Tante. Tante ke sini nyariin Yadi ya? Ada tuh anaknya saya
panggilin ya sebentar. Tante masuk aja dulu.” “Iya tante cari Yadi ke sini.
Kalau begitu tolong panggilkan dia ya,” balas ibunya Yadi. Karena merasa gaenak
dengan ibunya Yadi gue pun bergegas memanggil Yadi sedangkan ibunya menunggu di
kursi tamu depan.
Sesampainya di ruang makan, gue
langsung ketemu Yadi. Di san ague bilang kalau yang tadi ngetok2 pintu itu
adalah ibunya. Gue bilang ke Yadi kalau ibunya dateng ke sini sambil nangis.
Sekarang ibunya sedang ada di ruang tamu. Merasa kaget dengan hal yang gue
sampaikan, Yadi pun bergegas menuju ruang tamu.
Saat di ruang tamu, Yadi pun
langsung memeluk ibunya. Karena tidak tahu kenapa ibunya menangis, Yadi pun
bertanya kepada ibunya. “Ibu, Kenapa menangis? Maafin Yadi ya Bu kalo Yadi
banyak salah sama Ibu.” “Iya, Nak ibu maafin. Tapi sebenernya ibu menangis buka
gara- gara hal itu,” balas Ibu yadi. Dengan heran yadi pun berkata, “Lantas apa
yang membuat ibu menangis?” “Begini, Yad. Ibu menangis karena bapakmu masuk
rumah sakit. Dia dirawat karena kata dokter dia terkena tifus. Ibu ingin kamu
agar bisa menjenguk bapakmu, Nak. Karena dari tadi malam dia menyebut namamu
terus. Katanya dia kangen denganmu, Nak,” kata Ibunya yadi. “Tapi, Bu...” balas
Yadi. “Tapi kenapa, Nak?” “Aku sudah janjian sama temenku buat ketemuan hari
ini. Bagaimana kalau aku ketemu temenku sebentar dahulu baru jenguk bapak,”
balas Yadi. “Baiklah kalau begitu, Nak. Ibu tunggu kamu di rumah sakit Cinere
ya..” balas Ibu Yadi sambil berjalan menuju pintu untuk pulang kembali ke rumah
sakit. “Iya, Bu. Nanti Yadi ke sana kok. Tunggu saja ya, Bu,” balas Yadi.
Setelah berbincang dengan
anaknya, Ibunya Yadi pun pamit pulang. Dia buru- buru pulang karena pada saat
itu beliau harus balik lagi ke rumah sakit untuk menemani ayahnya Yadi. Ketika
ibunya Yadi sudah pulang, gue pun langsung ngajak ngobrol Yadi. “Yad apa2an sih
lu. Bapak lu sakit juga bukannya jenguk dia dulu.” “Ya tapi gimana… Gue kan
udah ada janji sama Aisyah. Masa gue batalin,” balasnya. “Tapi itukan bapak lu.
Masa sih lu lebih mentingin Asiyah dibandingin bapak lu,” kata gue. “Ah tapikan…”
Belum si Yadi melanjutkan omongannya gue pun langsung membalas, “Yaudah
terserah lu aja deh yang penting udh gue ingetin.” “Iya iya makasih udah
ingetin. Nanti gue juga ke sana kok abis jalan sama Aisyah,” balas Yadi dengan
santai.
Kemudian sehabis itu Yadi pun
langsung siap2 untuk pergi sama Aisyah. Ketika semuanya sudah siap dia pun
langsung pergi menuju rumah Aisyah dengan menggunakann angkutan umum. Yadi
pergi dengan tergesa- gesa kerna sudah tidak sabar igin bertemu dengan Aisyah. Sehingga
pada saat turun dari angkutan umum dia pun terpeleset. Dia pun jadi berpikir
kalau hal tersebut sebagai pertanda bahwa dia tidak boleh ketemu Aisyah saat
itu. Yadi pun jadi terpikir kata2 gue yang nyuruh dia untuk menjenguk bapaknya
dulu. Namun pemeikiran tersebut seakan sirna dikarenakan dia melihat Aisyah
pada saat turun tadi. Meskipun terpeleset dia pun langsung berdiri dan menuju
ke Aisyah.
Berikutnya Yadi pun sudah bertemu
dengan Aisyah. Dia pun langsung mengajak Aisyah jalan2 di taman yang saat itu
mereka berdua kunjungi. Lagi asik jalan2 di taman, tiba2 hpnya Aisyah pun
bunyi. Di situ terlihat bahwa ada telepon dari nomor yang tak dikenal. Kemudian
telepon itu diangkat oleh Aisyah. Pas Aisyah angkat teleponnya dia pun langsung
kaget. Yadi pun bingung siapa yang nelpon si Aisyah. Pas udah selesai Yadi pun
nanya siapa yang nelpon. Aisyah pun ngasih tau siapa yang nelpon. Gak taunya
yang nelpon dia tadi adalah…
To be Continued...
Komentar
Posting Komentar